NOW, ON Ainul.me

Sebuah Perjalanan Kaki



Kaki ini sudah lelah melangkah, mencari sudut demi sudut untuk tempat bersandar. hatipun juga, tetapi kali ini aku tidak akan membahas itu.

Langkah-langkah kecil yang terus menjauh dari riuh, sementara dibawah sana ada tempat yang ingin terus dipijak. sesekali angin berhembus kecil mengisyaratkan untuk jangan pergi dari sini, melihat awan dengan berbagai gugusan. yang mungkin belum pernah aku sedekat ini.
Setidaknya matahari yang sangat ditunggu dipagi itu masih berada dibelakangnya. Tidak ada penyesalan, kamu disini untuk mencari jawaban itu bukan?

Sementara udara disitu masih segar masuk disela-sela tenggorokan. oh... jangan sampai kesendirian disini menyamankanku, bukan itu jawaban yang sedang aku cari. ini tentang sebuah kebenaran yang lebih besar.

Dan langit sedang menunggu malam, sebuah perbatasan waktu yang akan terus ada, dan itulah dimana jeda untuk berfikir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.
Mungkin kamu berfikir aku telah menemukan duniaku, dibalik layar ini. menjadi seorang pemerhati sebagian manusia lainnya. dan aku tidak ingin mencari kekurangan, aku tidak ingin mencari kebenerannya. aku hanya ingin belajar dari apa yang mereka kerjakan. seperti Tom yang terus mengejar Jerry, atau seorang pelukis yang harus memberikan sentuhan akhir disetiap karyanya. oh sebentar, aku harus menyelesaikan cerita ini.



Dibawah sana, gemerlap kota sudah terlihat menyala, seolah menarik perhatian dari setiap sudutnya. namun bagiku, semua itu adalah tipuan, atau semacam perasaan semu yang telah aku lewati selama ini. yang memberikanku pertanyaan-pertanyaan yang sampai saat ini belum bisa terjawab.
Hanya terdengar suara daun bergesakan dan kaki yang berkata "Apa kau mulai lelah tuan?"

Dan akan ada pertanyaan-pertanyaan yang akan selalu mencarimu. Kemudian apa selanjutnya? Jangan paksa aku untuk bercerita tentang laut atau mungkin, tunggu saja!
Kaki ini sudah lelah melangkah, mencari sudut demi sudut untuk tempat bersandar. hatipun juga, tetapi kali ini aku tidak akan membahas itu.

Langkah-langkah kecil yang terus menjauh dari riuh, sementara dibawah sana ada tempat yang ingin terus dipijak. sesekali angin berhembus kecil mengisyaratkan untuk jangan pergi dari sini, melihat awan dengan berbagai gugusan. yang mungkin belum pernah aku sedekat ini.
Setidaknya matahari yang sangat ditunggu dipagi itu masih berada dibelakangnya. Tidak ada penyesalan, kamu disini untuk mencari jawaban itu bukan?

Sementara udara disitu masih segar masuk disela-sela tenggorokan. oh... jangan sampai kesendirian disini menyamankanku, bukan itu jawaban yang sedang aku cari. ini tentang sebuah kebenaran yang lebih besar.

Dan langit sedang menunggu malam, sebuah perbatasan waktu yang akan terus ada, dan itulah dimana jeda untuk berfikir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.
Mungkin kamu berfikir aku telah menemukan duniaku, dibalik layar ini. menjadi seorang pemerhati sebagian manusia lainnya. dan aku tidak ingin mencari kekurangan, aku tidak ingin mencari kebenerannya. aku hanya ingin belajar dari apa yang mereka kerjakan. seperti Tom yang terus mengejar Jerry, atau seorang pelukis yang harus memberikan sentuhan akhir disetiap karyanya. oh sebentar, aku harus menyelesaikan cerita ini.



Dibawah sana, gemerlap kota sudah terlihat menyala, seolah menarik perhatian dari setiap sudutnya. namun bagiku, semua itu adalah tipuan, atau semacam perasaan semu yang telah aku lewati selama ini. yang memberikanku pertanyaan-pertanyaan yang sampai saat ini belum bisa terjawab.
Hanya terdengar suara daun bergesakan dan kaki yang berkata "Apa kau mulai lelah tuan?"

Dan akan ada pertanyaan-pertanyaan yang akan selalu mencarimu. Kemudian apa selanjutnya? Jangan paksa aku untuk bercerita tentang laut atau mungkin, tunggu saja!
[...]


Prolog Akhir Tahun



HUJAN


Hujan membangunkanku pada sebuah pengalaman, dalam rintiknya terdapat berbagai cerita. Ini bukan tentang cinta, apalagi tentang mantan, bukan.. aku berfikir mungkin hujan bukanlah sebuah penghalang, banyak yang menganggapnya sebagai kenikmatan. tapi yang pasti, ini tidak akan berarti tanpa adanya air yang jatuh ke tanah.

kau tau tentang awan? mereka adalah satu kesatuan, seperti indonesia dari beberapa gugusan pulaunya, entah kenapa aku sangat cinta negeri ini, untuk karya indah-Nya yang diturunkan ditempat ini, bukan untuk sebagian manusianya. Lihatlah, itu. Mereka, airnya. Begitu biru dan jernih. ia adalah air surga yang dikirimkan oleh tuhan. Setiap tetesnya berarti satu, mungkin dua, tiga atau yang jelas ini bukan seberapa mereka itu.

Lihatlah rumput itu, bercampur embun, menjadi cantik. Adalah hujan yang membuatnya begitu. Atau kamu tahu tentang anak kecil diseberang jalan, bersama kardus sebagai alas mereka. Dengan mulut yang menganga untuk menangkap air yang jatuh dari langit. Dan segerombolan anak kecil yang bermain bersama hujan, mereka adalah teman. Saling berbicara dan tertawa. Apalagi tentang hujan? yang memberikan kisah yang berarti bagi mereka.

Tahukan kamu tentang seorang penyair, mereka bercerita tentang apa yang ia rasakan atau mungkin apa yang mereka imajinasikan. Atau juga seorang filosof, yang terus berfikir bagaimana ini bisa terjadi. Dan kamu tahu apa yang sedang aku lakukan? menjadi seperti mereka. Namun itu mungkin sebuah gurauan agar kamu percaya.
HUJAN


Hujan membangunkanku pada sebuah pengalaman, dalam rintiknya terdapat berbagai cerita. Ini bukan tentang cinta, apalagi tentang mantan, bukan.. aku berfikir mungkin hujan bukanlah sebuah penghalang, banyak yang menganggapnya sebagai kenikmatan. tapi yang pasti, ini tidak akan berarti tanpa adanya air yang jatuh ke tanah.

kau tau tentang awan? mereka adalah satu kesatuan, seperti indonesia dari beberapa gugusan pulaunya, entah kenapa aku sangat cinta negeri ini, untuk karya indah-Nya yang diturunkan ditempat ini, bukan untuk sebagian manusianya. Lihatlah, itu. Mereka, airnya. Begitu biru dan jernih. ia adalah air surga yang dikirimkan oleh tuhan. Setiap tetesnya berarti satu, mungkin dua, tiga atau yang jelas ini bukan seberapa mereka itu.

Lihatlah rumput itu, bercampur embun, menjadi cantik. Adalah hujan yang membuatnya begitu. Atau kamu tahu tentang anak kecil diseberang jalan, bersama kardus sebagai alas mereka. Dengan mulut yang menganga untuk menangkap air yang jatuh dari langit. Dan segerombolan anak kecil yang bermain bersama hujan, mereka adalah teman. Saling berbicara dan tertawa. Apalagi tentang hujan? yang memberikan kisah yang berarti bagi mereka.

Tahukan kamu tentang seorang penyair, mereka bercerita tentang apa yang ia rasakan atau mungkin apa yang mereka imajinasikan. Atau juga seorang filosof, yang terus berfikir bagaimana ini bisa terjadi. Dan kamu tahu apa yang sedang aku lakukan? menjadi seperti mereka. Namun itu mungkin sebuah gurauan agar kamu percaya.
[...]


Tragedi hutan gundul



Malam itu aku masih ingat, ketika aku masuk ke sebuah ruang kecil berukuran 3x4, tetapi sudah ramai itu didalam. ada 5 orang yang satu ibu-ibu, yang empat laki-laki yang satu pakai masker, yang dua lagi enak baca koran, yang satunya lagi cuma liat kaca didepan. aku ikutan duduk disamping mereka, ikutan baca juga. tapi karena korannya abis yasudah aku baca hp, kebetulan gak ada yang mau dibaca, jadi aku mainan game yang ada disitu, terus tiba-tiba batreinya habis, yaudah aku buang.

"Yang ini juga di potong mas?" laki-laki yang pake masker itu.
"Iya mas, udah banyak bulunya, nanti gak asik".
"oh gitu"
"sekalian yang bawahnya juga mas. gapapa kan?"
"oh gakpapa mas. pake yang kecil aja ya biar halus"
"Nanti kalau berdarah gimana mas?"
"saya udah sering kok mas, tenanglah"

Aku masih melihat hpku yang kehabisan batrei, tapi waktu itu gak ada colokan, jadinya kucolokkan aja ke kantong lagi. kebetulan ada uang seribu, kembalian beli pulsa di konter tadi. yasudah gapapa, buat nanti..
terus orang yang liat kaca dari tadi itu sudah pergi, sama ibu-ibu yang duduk sendiri, ternyata itu istrinya. suaminya itu sekarang sudah rapi, bulunya udah hilang, pasti istrinya senang.
Jadi tinggal aku dan 3 orang yang tersisa, mereka semua pada liat di kaca, aku juga ikut-ikut. ternyata aku paling ganteng disitu. kalau gak percaya, coba ikutan ngaca juga.


kemudian giliran mas berambut panjang ke atas, sama monas ukuran 50px x 50px lebih panjang itu. percayalah. dia minta dicukur model kaka slank kalau rambutnya disetlika ke atas dengan pinggirnya tipis seperti bumbu rujak. aku diam.
tiba giliranku, aku menunjuk gambar nomer dua dari bawah sebelah kanan. itu kayak david beckam, tapi pas lagi gundul. yausah aku bilang saja.
"potong gundul yang ganteng ya bos"
"mana ada potongan gundul yang ganteng"
"ada. kalau gak percaya potong aja".
aku baru pertama dipotong gundul, dari kecil belum pernah. pas waktu sekolah juga gak berani, nanti diketawain teman-teman. nanti aku malu, ya walaupun memang biasanya udah malu-maluin.

Mumpung lagi hijrah keluar kota kupikir gapapa, gak ada yang kenal aku juga, who care?. mungkin kalau ada yang kenal itu temenku. atau gak yang sok sokan kenal padahal cuma pengen ditraktir bakwan.
aku masih ganteng waktu itu, percayalah. sampai akhirnya yang rambut depan udah kena babat. aku jadi tertawa sendiri, terus senyum-senyum. padahal sudah kutahan, tapi tetep aja ketawa. mungkin mas mas yang nyukur juga ikutan ketawa, tapi pake masker, jadi gak keliatan. yaudah aku merem.
tapi kalau merem aku jadi ingat yang barusan dikaca. terus jadi ketawa lagi. aku bingung, akhirnya cuma liat kebawah sambil liatin bekas rambut-rambut halus. aku jadi ingat bulu halus...

sampai sekarang aku masih gak percaya, masa aku gundul. eh iya botak. haha. itu srimulat? eh indro ya? ternyata juga bukan, yaudah aku ketawa lagi. terus aku pulang beli jagung. didekat kantor pemerintah itu ada yang jual. kebetulan jagungnya tinggal sedikit. aku beli satu. tapi bapak-bapaknya juga ketawa. aku jadi bingung, ini ketawa ngeledek atau seneng jagungnya aku beli?
besoknya aku masuk kerja. temen-temen juga pada ketawa, aku jadi bingung sekarang...
kok kamu gak ikutan ketawa?
Malam itu aku masih ingat, ketika aku masuk ke sebuah ruang kecil berukuran 3x4, tetapi sudah ramai itu didalam. ada 5 orang yang satu ibu-ibu, yang empat laki-laki yang satu pakai masker, yang dua lagi enak baca koran, yang satunya lagi cuma liat kaca didepan. aku ikutan duduk disamping mereka, ikutan baca juga. tapi karena korannya abis yasudah aku baca hp, kebetulan gak ada yang mau dibaca, jadi aku mainan game yang ada disitu, terus tiba-tiba batreinya habis, yaudah aku buang.

"Yang ini juga di potong mas?" laki-laki yang pake masker itu.
"Iya mas, udah banyak bulunya, nanti gak asik".
"oh gitu"
"sekalian yang bawahnya juga mas. gapapa kan?"
"oh gakpapa mas. pake yang kecil aja ya biar halus"
"Nanti kalau berdarah gimana mas?"
"saya udah sering kok mas, tenanglah"

Aku masih melihat hpku yang kehabisan batrei, tapi waktu itu gak ada colokan, jadinya kucolokkan aja ke kantong lagi. kebetulan ada uang seribu, kembalian beli pulsa di konter tadi. yasudah gapapa, buat nanti..
terus orang yang liat kaca dari tadi itu sudah pergi, sama ibu-ibu yang duduk sendiri, ternyata itu istrinya. suaminya itu sekarang sudah rapi, bulunya udah hilang, pasti istrinya senang.
Jadi tinggal aku dan 3 orang yang tersisa, mereka semua pada liat di kaca, aku juga ikut-ikut. ternyata aku paling ganteng disitu. kalau gak percaya, coba ikutan ngaca juga.


kemudian giliran mas berambut panjang ke atas, sama monas ukuran 50px x 50px lebih panjang itu. percayalah. dia minta dicukur model kaka slank kalau rambutnya disetlika ke atas dengan pinggirnya tipis seperti bumbu rujak. aku diam.
tiba giliranku, aku menunjuk gambar nomer dua dari bawah sebelah kanan. itu kayak david beckam, tapi pas lagi gundul. yausah aku bilang saja.
"potong gundul yang ganteng ya bos"
"mana ada potongan gundul yang ganteng"
"ada. kalau gak percaya potong aja".
aku baru pertama dipotong gundul, dari kecil belum pernah. pas waktu sekolah juga gak berani, nanti diketawain teman-teman. nanti aku malu, ya walaupun memang biasanya udah malu-maluin.

Mumpung lagi hijrah keluar kota kupikir gapapa, gak ada yang kenal aku juga, who care?. mungkin kalau ada yang kenal itu temenku. atau gak yang sok sokan kenal padahal cuma pengen ditraktir bakwan.
aku masih ganteng waktu itu, percayalah. sampai akhirnya yang rambut depan udah kena babat. aku jadi tertawa sendiri, terus senyum-senyum. padahal sudah kutahan, tapi tetep aja ketawa. mungkin mas mas yang nyukur juga ikutan ketawa, tapi pake masker, jadi gak keliatan. yaudah aku merem.
tapi kalau merem aku jadi ingat yang barusan dikaca. terus jadi ketawa lagi. aku bingung, akhirnya cuma liat kebawah sambil liatin bekas rambut-rambut halus. aku jadi ingat bulu halus...

sampai sekarang aku masih gak percaya, masa aku gundul. eh iya botak. haha. itu srimulat? eh indro ya? ternyata juga bukan, yaudah aku ketawa lagi. terus aku pulang beli jagung. didekat kantor pemerintah itu ada yang jual. kebetulan jagungnya tinggal sedikit. aku beli satu. tapi bapak-bapaknya juga ketawa. aku jadi bingung, ini ketawa ngeledek atau seneng jagungnya aku beli?
besoknya aku masuk kerja. temen-temen juga pada ketawa, aku jadi bingung sekarang...
kok kamu gak ikutan ketawa?
[...]


newer post

~

© 2010 - 2013 Catatan Murid Telatan, Allright reserved Template by Themelate
 
Murid Telatan 5