NOW, ON Ainul.me

Jadi, berlarilah untuk mengejar



"Berhenti dulu yuk.." Ayu, wanita yang kala itu sedang ikut lari-lari denganku.

Kulihat dari wajahnya tampak pucat seperti sudah lari sepanjang 20km, padahal kita baru saja berjalan sedekat 200m. tetapi tak apalah, wanita memang tak seperti laki-laki, mereka sangat berbeda. iya begitu..
kupasang headset yang ada disaku celana, lalu mengambil smartphone yang berada di saku sebelah kiri. kita berhenti ditengah-tengah jembatan, yang menghubungkan daratan karena terpotong oleh sungai besar. mungkin kalian sudah tau itu. tetapi aku cuma mau mengingatkan.

Kubiarkan Ayu beristirahat sejenak, aku tak tega melihatnya, padahal sangat ingin aku gendong. tetapi sayang, bukan muhrimnya.
kulihat disekeliling jembatan, sepagi ini tempat itu sudah banyak manusia berlalu lalang. pergi mencari apa yang mereka inginkan. tetapi mataku tertuju pada sesosok lelaki diseberang. Mungkin sudah seumuran ayahku, mukanya pucat, dan selalu menunduk kearah bawah, sambil membawa beberapa kantung kresek yang entah apa isi didalamnya, aku tak mengeceknya dan juga menanyakannya. takut kalau nanti aku dimarahi. kurasa lelaki itu sedang galau dan gelisah, entah mengapa daritadi dia terus berjalan.

Tiba-tiba saja aku termenung, duduk bersama ayu yang sedang istirahat sambil melihat air dibawah jembatan. mungkin apa yang dipikirkan orang-orang kalau kita seperti seorang gelandangan, tapi masa iya? denganku yang membawa smartphone dan berpakaian seperti layaknya manusia kebanyakan. tak layak jika disamakan. bukan bermaksut apa-apa, ya tapi memang begitu keadaannya.

kulihat terus sosok lelaki setengah baya itu. pikiranku mulai membayangkan dimasa depan bila aku seperti dia. ketika aku sudah menjadi seorang ayah. hidup bersama istri dan anak-anakku. kurasakan apa yang sudah menjadi tanggung jawabku, pulang pagi mencari nafkah untuk menghidupi mereka. berjalan mengikuti arah angin. dan hati yang terus memikirkan bagaimana nasibku besok dan besoknya lagi.


Tiba-tiba aku terkaget oleh seorang yang sedang lari didepanku. badannya kekar, dengan usianya yang masih bisa dikatakan muda tingkat akhir. ia terus berlari sambil membawa handuk ditangannya. dan tiba-tiba saja aku tersadar kalau headsetku tak bersuara apa-apa, aku lupa belum memutar musiknya.
tetapi yang membuatku lebih sadar adalah, aku masih muda, masih bisa untuk berlari. berlari mengejar apa yang ingin aku kejar, meraih apa yang bisa aku raih. sehingga dimasa tua nanti aku bisa berjalan dengan hasil yang telah kudapatkan. ah.. kenapa jadi serius begini?

Saat itu juga aku langsung mengajak Ayu untuk berlari lagi. dan aku mengerti kalau berlari bagus untuk kesehatan...
Sarjana Murid Telatan Jadi, berlarilah untuk mengejar "Berhenti dulu yuk.." Ayu, wanita yang kala itu sedang ikut lari-lari denganku. Kulihat dari wajahnya tampak pucat seperti sudah... 5


line

3 Komenan:

  1. Eh ceritanya jadi mikirin masa depan yak,
    betul tuh, jalani dulu yg sekarang, mumpung msh muda :p
    Semangat :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, jadi itu si aku (bukan orang sebenarnya) nglamun gitu, terus terjun ke jurang.. bah

      Hapus
  2. dan saya semakin gak paham dengan bahasa Konspirasimu -_-

    BalasHapus

~

© 2010 - 2013 Catatan Murid Telatan, Allright reserved Template by Themelate
 
Murid Telatan 5